Label

Kamis, 22 Maret 2012

Kedook di balik Syiah

Assalamu alaikum,,,,

Gerakan Transnasional Syi’ah
Kontemporer di Timur Tengah
(Studi Kasus Antagonisme Iran
dan Hizbullah terhadap Amerika
Serikat dan Israel) Posted on July 4th, 2011 arie 1 comment Oleh : Arie Alfikri*
Pengantar
Di balik hegemoni Amerika Serikat di dunia umumnya
dan hegemoni Israel di Timur Tengah, ada 2 aktor
dunia yang secara frontal melakukan perlawanan
terhadap kedua negara tersebut. Aktor tersebut adalah Iran (state actor) dan Hizbullah (non state
actor). Bisa dilihat bagaimana seorang Presiden Iran
Mahmud Ahmadinejad dengan lantang menyerukan
agar Israel dihapus keberadaannya dari peta dunia.
Selain itu sikapnya yang konsisten untuk melanjutkan
proyek nuklir walaupun ditentang oleh Amerika Serikat dan PBB. Antagonisme terhadap Amerika
Serikat dan Israel juga ditunjukkan oleh gerakan
Islam Syi’ah Lebanon yang dipimpin oleh Syekh
Hassan Nasrallah yakni Hizbullah. Dunia dikejutkan oleh kemenangan Hizbullah dalam
perang melawan Israel selama sebulan pada tahun
2006. Dimana kemenangan ini sangat memalukan
Israel yang dikenal kuat dalam militer karena dibantu
oleh Amerika Serikat. Sehingga bisa dikatakan bahwa
Iran dan Hizbullah telah menjadi icon masyarakat dunia untuk menggugat imperialisme dan hegemoni
Amerika-Israel. Dalam dunia Islam, Iran dan Hizbullah dikenal sebagai
gerakan Syi’ah. Syi’ah dalam terminologi syariat
bermakna : mereka yang berkedok dengan slogan
kecintaan kepada Ali bin Abi Thalib beserta anak
cucunya bahwasanya Ali bin Abi Thalib lebih utama
dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin,
demikian pula anak cucu sepeninggal beliau. (Al-
Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal, 2/113, karya
Ibnu Hazm). Sedang dalam istilah syara’, Syi’ah
adalah suatu aliran yang timbul sejak masa
pemerintahan Utsman bin Affan yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’ Al-Himyari. Walaupun dikenal
sebagai gerakan Syi’ah, Iran dan Hizbullah tetap
dianggap sebagai lokomotif perjuangan Dunia Islam
melawan hegemoni AS dan Israel. Iran dan Hizbullah
dianggap telah banyak memberikan pelajaran
bagaimana seharusnya umat Islam dunia harus bersikap terhadap kezaliman. Popularitas kedua
gerakan Syi’ah ini terus naik dan menenggelamkan
peran kalangan Sunni seperti presiden, raja, dan
pemimpin negara Arab bahkan gerakan Hamas yang
melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel. Di balik antagonisme yang diperankan oleh Iran dan
Hizbullah, penulis ingin memberikan penjelasan sisi
lain dari gerakan Syi’ah ini. Apakah gerakan
Syi’ah ini benar-benar memperjuangkan kejayaan
Islam. Apakah tujuan gerakan ini sebenarnya.
Adakah keterkaitan antara Iran dan Hizbullah serta gerakan Syi’ah lainnya di Timur Tengah. Apa saja
yang telah dilakukan kedua gerakan ini dibalik
antagonismenya terhadap Amerika Serikat dan Israel.
Jawaban dan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan
diatas diharapkan menjadi penilaian yang objektif
terhadap “realitas permukaan” kedua gerakan Syiah ini.
Pembahasan
Selain kesamaan aliran pemikiran keagamaan, antara
Iran dan Hizbullah memiliki keterkaitan dalam hal
kerja sama dan aliansi strategis. Banyak kalangan
yang mengatakan bahwa Hizbullah mendapatkan bantuan persenjataan dan amunisi dari Iran. Salah
seorang pemimpin Hizbullah pernah ditanya
wartawan di tahun 1987 “Apakah kalian merupakan
bagian dari Iran?”. Pemimpin Hizbullah tersebut
menjawab : “Bahkan kami adalah Iran di Lebanon
dan Lebanon di Iran”. Selain itu secara simbolis seorang Hasan Nashrullah pun meletakkan foto Imam
Khomeni (pemimpin spritual Iran) dalam ruang
kerjanya di Lebanon. Ternyata aliansi gerakan Syi’ah tidak hanya Iran
dan Hizbullah. DR Muhammad Bassam Yusuf (penulis
buku Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan
Neo Syiah Shafawis terhadap Ahlussunnah di
Semenanjung Arabia), mensinyalir adanya aliansi
strategis antara gerakan Syi’ah di Timur Tengah. Aliansi tersebut melibatkan Iran, Hizbullah, Suriah,
dan kelompok Syi’ah di Irak. Kasus kemarahan
pemimpin Suriah Basyar Al-Asad terhadap
pemerintah Lebanon diikuti oleh mundurnya 5 menteri
Syi’ah dari Hizbullah menunjukkan adanya
keterkaitan antara Hizbullah dan Suriah. DR Bassam Yusuf menulis adanya pertemuan di Damaskus tahun
2007 antara Iran dan Suriah untuk membentuk aliansi
strategis yang didalamnya turut pula bergabung
kelompok Hizbullah. Aliansi strategis gerakan Syi’ah
ini disebut dengan proyek kebangkitan Syi’ah
Shafawis. Aliansi yang ingin mengembalikan kejayaan dinasti Shafawiyah dan Fathimiyah dalam
menguasai kekuasaan di semenanjung Arab dan
Afrika. Berikut adalah beberapa fenomena Proyek
Shafawistik ini: 1. Adanya gerakan dan upaya pembersihan etnis dan
mazhab Sunni Arab di Irak seiring dengan upaya
pengisoliran terhadap mereka di wilayah Selatan Irak.
Ditambah lagi dengan seruan untuk membagi
kawasan Irak berdasarkan kelompok aliran, serta
mendorong pasukan Amerika Serikat untuk terus melakukan penangkapan, penawanan, pembunuhan,
penghancuran dan pembersihan terhadap kaum
Sunni, terhadap mesjid-mesjid, lembaga-lembaga, dan
juga gerakan-gerakan Sunni. 2. Keterlibatan kaum Persia Shafawis di Irak dengan
kerjasama yang sangat sempurna dengan pimpinan
tertinggi kaum Syiah di Irak, khususnya yang memiliki
ras Persia. Dan itu diwujudkan dalam bentuk
kerjasama intelejen, militer, ekonomi, politik dan
agama, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat baik secara militer dan logistik. 3. Keterlibatan kaum Persia Shafawis di Suriah untuk
mengerahkan gerakan Syi’ahisasi terhadap Muslim
Sunni. Selain itu adanya pemberian kewarganegaraan
Suriah kepada para keturunan Persia dan warga
Syiah Irak oleh pemerintah Suriah. Dan jumlah mereka
hingga saat ini telah melebihi 1.000.000 jiwa. Mayoritasnya bermukim di Propinsi al-Sayyidah
Zainab dan sekitarnya di Damaskus. 4. Menonjolnya upaya-upaya pemalsuan yang sangat
vulgar dalam perhitungan demografis terhadap
rakyat Suriah. Dan bukti yang paling jelas atas itu
adalah studi-studi fiktif yang dipulikasikan oleh
Intelejen Suriah bahwa masyarakat Suriah adalah
masyarakat minoritas, dan prosentase Sunni dari keseluruhan jumlah masyarakat Suriah itu hanya
48%. Padahal, rakyat Suriah secara mayoritas mutlak
terdiri dari Sunni, dan ini adalah sebuah fakta yang
terlalu jelas di Suriah. 5. Kesepakatan dan konspirasi bersama dengan
kekuatan Amerika Serikat. Publikasi oleh pimpinan
spiritual tertinggi Syiah di Irak, berupa fatwa-fatwa
yang mengharamkan perlawanan terhadap Amerika
Serikat dan melabeli kaum Sunni mereka label teroris.
Dan semua itu dilakukan seiring dengan upaya-upaya dusta mereka yang seolah mendorong perlawanan
terhadap Amerika hingga negara Irak merdeka. 6. Semakin meningkatnya upaya-upaya penangkapan
yang dilakukan oleh Pemerintah Suriah terhadap
warga Arab Iran (al-Ahwaz) yang mencari
perlindungan ke Suriah sejak puluhan tahun yang lalu.
Tidak hanya itu, sebagian tokoh perlawanan al-
Ahwaz (Khalil ibn ‘Abd al-Rahman al-Tamimy dan Sa’id ‘Audah al-Saky) kemudian diserahkan
kepada pihak Intelejen Iran. Fenomena di atas menunjukkan sikap yang
bertentangan dengan “politik pencitraan” Iran dan
Hizbullah (bagian dari aliansi Syi’ah Shafawis) yang
dikenal vokal terhadap Amerika Serikat dan Israel.
Keterlibatan Iran dan Hizbullah dalam aliansi Syiah
Shafawis merupakan sisi lain wajah Iran dan Hizbullah sebagai ikon perlawanan Dunia Islam.
Sebuah kenyataan yang jarang diekspos dan hanya
ada di “dunia balik layar”. Untuk menarik simpati dunia dan agar diterima
sebagai bagian dari Dunia Islam, gerakan Syiah
Shafawis ini menjadikan isu Palestina sebagai
komoditas politik. Isu palestina dimainkan agar ada
keterlibatan emosional seluruh bangsa Muslim di
dunia. Upaya untuk mempermainkan isu Palestina dilakukan dengan berbagai langkah berikut : 1. Lebih dari sekali, Presiden Iran meneriakkan
slogan-slogan kosongnya untuk seruan
menghapuskan Israel dari peta dunia 2. Mengumumkan aliansi Iran-Suriah dengan
beberapa organisasi Palestina yang memiliki citra
yang baik di mata dunia Arab dan Islam. Pemerintah
Iran juga memberikan kesan akan memberikan
bantuan finansial kepada pemerintahan Hamas.
Namun faktanya bantuan itu tak pernah ada. Bantuan Iran itu tidak lebih dari sekedar slogan dan janji
kosong, sebab kaum Shafawis-Persianis ini tak akan
dapat digerakkan kecuali dengan motif ras dan
kelompok, dan dalam hal ini organisasi Palestina
adalah kaum Sunni. 3. Penyelenggaraan berbagai pertemuan
mencurigakan antara pemerintah Suriah dengan
pemerintah Israel yang diikuti oleh pernyataan
bahwa pemerintah Suriah adalah pilihan mereka yang
harus didukung. Sementara pihak Suriah juga
menyatakan keinginannya untuk berdialog dengan Israel. Padahal pada saat yang sama, pihak Suriah
gencar melakukan pembersihan etnis terhadap
warga negaranya, melakukan konspirasi terhadap
upaya pengajaran Islam Sunni, sembari memberikan
dorongan bahkan bantuan moral dan materil
terhadap pengajaran Syiah-Shafawis 4. Keterlibatan Mossad yang cukup dalam di Irak
dengan dukungan pemerintah Irak buatan Amerika
Serikat dibantu oleh milisi Syiah Shafawiyah di Irak
untuk menangkap dan membunuh para ulama dan
tokoh Sunni yang berpengaruh di Irak. Tindakan terror
dilakukan berupa penculikan, penyiksaan hingga pembunuhan. Dan aliansi strategis ini bahkan telah
siap melakukan langkah yang sama di tiga wilayah:
Irak, Suriah dan Lebanon. Karena itu, tindakan apapun
yang dilakukan oleh salah satu dari aliansi ini,
sesungguhnya merupakan bagian dari global proyek
Shafawis ini di sepanjang kawasan yang memanjang dari Iran hingga Lebanon, termasuk didalamnya Irak
dan Suriah. Proyek Syi’ah Shafawis ini setidaknya dibangun di
atas 5 pijakan: 1. Bekerja sama dengan kekuatan Barat di bawah
komando Amerika Serikat untuk menguasai negeri-
negeri kaum Muslimin. Dan seluruh dunia mengetahui
dengan baik, bahwa Iran memiliki peran yang sangat
besar dalam bekerja sama bersama Amerika Serikat
untuk menjatuhkan Afghanistan dan Irak. Para petinggi Iran sendiri mengakui hal itu. Muhammad Ali
Abthahi, wakil presiden Iran yang lalu mengatakan:
“Seandainya bukan karena Iran, Amerika tidak
mungkin mampu menguasai Irak…Seandainya bukan
karena Iran, Amerika tidak mungkin mampu
menundukkan Afghanistan.” 2. Menyalakan api peperangan antar kelompok,
melakukan upaya pembersihan etnis dan kelompok,
bekerja keras untuk membagi-bagi wilayah. Mengusir
warga Irak yang sunni dari propinsi-propinsi dimana
mereka hidup bersama dengan kaum Sy’iah.
Ditambah dengan peran-peran merusak para pemimpin spritual Syi’ah di Irak untuk
menghancurkan kaum Sunni dan semua lembaga
yang mereka miliki. Al-Syirazy menyerukan dalam
khutbahnya untuk menghancurkan mesjid-mesjid
Sunni di Irak. Dan kaum Syi’ah benar-benar
menghancurkan ratusan mesjid Sunni, atau mengubahnya menjadi Husainiyat dan pusat-pusat
Syi’ah Shafawis. 3. Membunuh tokoh-tokoh potensial Sunni baik dari
kalangan ilmuwan, militer dan agama dan melakukan
upaya untuk meneror, mengusir atau membalas
dendam pada tokoh-tokoh Sunni. 4. Kamuflase demografis sebagaimana yang terjadi di
Suriah secara khusus. Dan juga seperti yang terjadi di
Lebanon, Yordania, dan Irak. 5. Menciptakan benturan-benturan fiktif dengan kaum
Zionis Israel. Padahal itu hanyalah sebuah pancingan
agar Israel mengamuk lalu menghancurkan negeri-
negeri kaum Muslimin. Berharap kondisi negeri
Muslim lainnya sama seperti Afghanistan dan Irak Ada 4 wilayah yang dipilih oleh kaum Syiah Shafawi
sebagai jejak awal merealisasikan tujuan dan
rencana mereka adalah sebagai berikut : 1. Wilayah Iran
Di kawasan ini operasi pembersihan terhadap kaum
Sunni sangat luas terjadi. Ini diikuti dengan
penghalalan harta, kehormatan dan bahkan mesjid-
mesjid mereka (perlu diingat, bahwa di seluruh
Taheran tidak ada satupun mesjid kaum Sunni) 2. Wilayah Irak
Kerja sama dilakukan dengan Amerika Serikat untuk
melakukan upaya-upaya seperti: penghancuran dan
membagi-bagi wilayah Irak, mempersenjatai milisi-
milisi Syiah untuk menyerang Sunni, pembersihan dan
pengusiran kaum Sunni, dan memalsukan prosentase jumlah penduduk Irak dengan menyebarkan studi-
studi palsu yang menyatakan kemayoritasan Syi’ah,
padahal sebelumnya kaum Sunni menempati posisi
52% penduduk Irak. 3. Wilayah Suriah
Pemerintah Suriah –yang merupakan sekutu strategis
Iran- telah melakukan berbagai upaya penangkapan
dan pembersihan yang sangat luas terhadap rakyat
Suriah sendiri. Mereka melakukan pembatasan
terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam, dan memberikan keleluasaan bagi lembaga-lembaga
Syi’ah padahal Syi’ah di Suriah sama sekali tidak
mempunyai wujud riil. Pemerintah Suriah juga
melindungi upaya misionarisme Syiah di tengah kaum
muslimin Suriah, memberikan kewarganegaraan
pada kaum Syiah yang datang dari Iran dan Irak, serta mempersempit ruang gerak orang-orang al-
Ahwaz yang mengungsi ke Damaskus. Suriah juga
menyiapkan dirinya sebagai pangkalan
penggempuran terhadap Lebanon dan Yordania, tentu
dengan menggunakan masalah Palestina sebagai
‘senjata’ untuk kepentingan aliansi ini 4. Wilayah Lebanon
Hizbullah dan Gerakan Amal –keduanya jelas gerakan
Syiah- memainkan peranan sebagai gerakan
perlawanan palsu. Melakukan perlawanan terhadap
Israel demi menjaga senjata tetap di tangan dan
memainkan lobi politik di Lebanon demi kepentingan aliansi Shafawis-Persianis. Kedua gerakan ini jelas-
jelas melancarkan misionarisme Syiah dan sengaja
memancing Israel untuk menghantam Lebanon kapan
saja aliansi Shafawistik itu membutuhkannya. Upaya
menghancurkan keutuhan Lebanon, terus dilakukan
untuk membentuk sebuah negara Syiah dalam Negara Lebanon Penutup
Penjelasan sistematis di atas sudah jelas
menunjukkan bagaimana usaha gerakan Syi’ah
Shafawis (pemerintah Iran, pemerintah Suriah,
kelompok Hizbullah dan kelompok Syiah Irak) untuk
menguasai jazirah Arab khususnya daerah yang membentang anatara Iran dan Palestina. Penjelasan
yang akan membantu untuk membaca realitas politik
Internasional yang dimainkan Iran dan kaum Syiah
shafawis lainnya. Perlawanan terhadap zionis Israel tentu akan
mendapatkan simpati dunia Islam. Namun gerakan
yang menjadikan upaya perlawanannya sebagai
bagian dari sebuah pewujudan tujuan yang tak jauh
berbahaya dari proyek Zionisme di Timur Tengah
adalah suatu tindakan di luar kemanusiaan. Pelaksana proyek hanya menjadikan masalah
Palestina sebagai barang dagangan sementara pada
saat yang sama gerakan Syiah membantai orang-
orang Palestina, merampas harta dan kehormatan
mereka. Tidak bisa diterima jika kaum Syiah Shafawi
melakukan pengacauan keamanan terhadap Suriah
dan Lebanon demi mewujudkan tujuan-tujuan
mereka. Tidak bisa diterima jika Lebanon dihancurkan
dan rakyatnya dibunuh hanya karena ulah provokatif
yang dilakukan oleh pendukung proyek Shafawis- Persianis yang bernama Hizbullah dan eksekusinya
dijalankan oleh Israel. Tidak bisa diterima jika operasi-
operasi militer gelap dijadikan sebagai ajang
penguluran waktu untuk membangun proyek Senjata
Nuklir Iran-Shafawis, yang kelak akan digunakan
untuk menghancurkan bangsa Arab dan kaum muslimin. Dalam lembaran sejarah tidak ditemukan sedikitpun
bahwa Iran pernah terlibat dalam peperangan
melawan Israel atau Amerika Serikat. Bahkan Iran
justru pernah mengimpor senjata dari Israel dan
Amerika saat berperang melawan Irak (Iran gate).
Iran juga yang membujuk dan mendukung keberlangsungan pendudukan Amerika di Irak Iran
sendiri yang ikut campur dan memudahkan
pemerintah Suriah untuk melenyapkan putra-putra
terbaiknya. Iran sendiri yang menggunakan Hizbullah
untuk memancing tindakan penghancuran Lebanon
oleh Israel. Iran sendiri yang merebut tiga pulau milik Emirat Arab. Dan Iran yang berusaha mengubah
gerakan perlawanan Palestina menjadi selembar
kertas yang kelak dengan mudah ia mainkan, meski
harus mengorbankan stabilitas keamanan seluruh
kawasan Arab dan Islam.
` Perlawanan terhadap Israel tidak sungguh-sungguh dilakukan dan buktinya dataran tinggi Golan masih
dalam keadaan tenang. Hizbullah menunutut adanya
pembebasan tawanan Lebanon oleh Israel namun
pada saat yang sama tidak menuntut warga lebanon
yang ditahan Pemerintah Suriah. Gerakan Syiah Shafawiyah hanya memainkan
kampanye politik yang tidak berdasarkan kenyataan.
Gerakan ini tidak jauh berbeda dengan gerakan Zionis.
Sama-sama ingin menguasai Timur Tengah
berdasarkan ideologi rasis. Pembantaian dan
tindakan di luar kemanusiaan dilakukan untuk mencapai tujuan. *Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar