Label

Sabtu, 17 Maret 2012

PENEMU BENUA AMERIKA BUKAN CRISTOFER COLOMBUS

Assalamu alaikum,,,,,

TERNYATA PENEMU BENUA AMERIKA BUKAN CRISTHOPER
COLOMBUS !! Selama ribuan tahun, selalu dipersepsikan bahwa
penemu Benua Amerika adalah Christopher Colombus
pada 12 Oktober 1492. Menurut
versi tersebut, ketika pertama kali menginjakkkan
kakinya di daratan, dia menyangka mendarat di
semenanjung Hindia, sehingga penduduk aslinya disebut ”Indian”.Tapi menurut versi lain, penelitian
ulang yang dilakukan oleh beberapa peneliti Barat, atau
penelitian dari sumber-sumber tertulis dari kalangan
Muslim, ilmuan Muslim, ditemukan data-data baru
bahwa Benua Amerika telah ditemukan oleh penjelajah
Muslim 603 tahun sebelum Colombus menginjakkan kakinya di benua Amerika. Literatur yang menerangkan bahwa penjelajah Muslim
sudah datang ke Amerika sebelum Colombus, antara
lain pakar sejarah dan geografer Abul Hassan Ali Ibnu
al-Hussain al-Masudi (871-957M). Dalam bukunya Muruj
Adh-Dhahabwa Maad al-Jawhar (The Meadows of Gold
and Quarries of Jewels / Hamparan Emas dan tambang Permata), al-Masudi telah menuliskan bahwa Khaskhas
Ibnu Sa’ied Ibn Aswad, seorang penjelajah Muslim
dari Cordova, Spanyol, berhasil mencapai benua
Amerika pada 889M. Al-masudi menjelaskan, semasa pemerintahan Khalifah
Abdullah Ibn Muhammad (888-912M) di Andalusia,
Khaskhas berlayar dari Pelabuhan Delbra (Palos) pada
889, menyeberangi lautan Atlantik hingga mencapai
sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul).
Sekembalinya dari benua asing tersebut, dia membawa pulang barang-barang yang menakjubkan, yang diduga
berasal dari benua baru yang kemudian berama
Amerika. Sejak itulah, pelayaran menembus Samudera Atlantik
yang saat itu dikenal sebagai ”lautan yang gelap dan
berkabut”, semakin sering dilakukan oleh pedagang
dan penjelajah Muslim. Literatur yang paling populer
adalah essay Dr. Yossef Mroueh dalam Prepatory
Committe for International Festivals to Celebrate the Millenium of the Muslims Arrival to the America tahun
1996. Dalam essay berjudul Precolumbian Muslims in
America (Muslim di Amerika Pra Colombus), Dr. Mroueh
menunjukkan sejumlah fakta bahwa Muslimin dari
Anadalusia dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-
kurangnya lima abad sebelum Colombus. Pada pertengahan abad ke-10, pada masa
pemerintahan Bani Umayyah Andalusia: Khalifah
Abdurrahman III (929-961M), kaum Muslimin dari Afrika
berlayar ke arah barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di
Spanyol menembus “samudera yang gelap dan
berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri
yang “tak dikenal dan aneh”. Dalam pelayaran itu,
ada sejumlah kaum Muslimin yang tinggal bermukim di
negeri baru itu. Mereka inilah imigran Muslim
gelombang pertama yang tiba di Amerika. Masih menurut Dr. Mroueh, berdasarkan catatan
sejarawan Abu Bakr Ibnu Umar al-Gutiyya, yang hidup
pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam II (976-1009)
di Andalusia, penjelajah dari Granada bernama
Muhammad Ibnu Farrukh meninggalkan pelabuhan
Kadesh, Februari 999. M.Farrukh melintasi Lautan Atlantik, mendarat di Gando (Kepulauan canary) dan
berkunjung pada Raja Guanariga. Ia melanjutkan
pelayaran ke arah barat, melihat dua pulau dan
menamakannya dengan Cpraria serta Pluitana. Ia
kembali ke Andalusia Mei 999 M. Al-Syarif al-Idrisi (1099-1166), pakar Geografi dan ahli
pembuata peta, dalam bukunya Nuzhat al-Musytaq fi
Ikhtiraq al-Afaq (Ekskursi dari yang rindu mengharungi
Ufuk) menulis, sekelompok pelaut Muslim dari Afrika
Utara berlayar mengharungi samudera yang gelap dan
berkabut. Ekspedisi yang berangkat dari Lisbon (Portugal) ini, dimaksudkan untuk mendapatkan
jawaban apa yang ada di balik samudera itu ?, berapa
luasnya dan dimana batasnya?, Merekapun
menemukan daratan yang penghuninya bercocok
tanam. Pelayaran melintasi samudera Atlantik dari Maroko
juga dicatat oleh penjelajah Shaikh Sayn-eddin Ali bin
Fadhel al-Mazandarani. Kapalnya melepas jangkar dari
pelabuhan Tarfay di Maroko pada masa Sultan Abu
Yacoob Sidi Yossef (1286-1307M), penguasa keenam
Kekhalifahan Marinid. Rombongan ekspedisi ini mendarat di Pulau Green di Laut Karibia pada 1291.
menurut Dr. Mroueh, catatan perjalanan pelaut Maroko
ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuan Islam pada
era sesudahnya. Sultan-sultan dari Kerajaan Mali di Afrika Barat yang
beribukota Timbuktu, juga melakukan penjelajahan
hingga mendarat di benua Amerika. Sejarawan Chihab
Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl al-Murai
(1300-1384), menulis catatan tentang geografi
Timbuktu, yang waktu itu ternyata telah menjadi kota pusat peradaban dan cukup maju di Afrika Barat. Ekspedisi laut yang berawal dari Timbuktu, antara lain
dilakukan oleh Sultan Abu Bakari I (1285-1312M) yang
merupakan saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa
(1312-1337M0. Sultan Abu Bakar I melakukan dua kali
ekspedisi menembus Lautan Atlantik dan mendarat di
Amerika. Bahkan, penguasa Afrika Barat ini sempat menyusuri sungai Missisippi, dan mencapai pedalaman
Afrika Tengah antara tahun 1309-1312. Selama berada
di benua baru ini, para eksplorer ini tetap
berkomunikasi dengan bahasa Arab dengan penduduk
setempat. Dua abad kemudian tepatnya tahun 1513,
penemuan benua Amerika ini diabadikan dalam peta berwarna yang disebut Piri Re’isi. Peta ini
dipersembahkan kepada Khalifah Ottoman, Sultan Selim
I, tahun 1517 di Turki. Peta ini berii informasi akurat
tentang belahan bumi bahagian barat, Amerika Selatan,
dan pesisir pantai Brasil. Piri sendiri sebenarnya
merupakan nama seorang pejabat laut sekaligus pembuat peta kerajaan Turki Utsmani, yang berbakti
pada kerajaan Turki Utsmanimasa pemerintahan Sultan
Salim (1512-1520) sampai pemerintahan Sultan
Sulaiman al-Qanuny (1520-1566). Gelaran
”Reis” (berasal dari bahasa Arab Raais, yang berarti
panglima atau Pimpinan), diberikan pada Piri setelah yang bersangkutan memenangkan peperangan laut
melawan Bendeqia. Peta Piri Reis yang bertarikh 1513 M itu disimpan di
Tobco Serai/Top Kopi, dan kemudian pada tahun 1929,
dikaji ulang oleh seorang orientalkis Jerman Prof. Paul
Kalhe yang membentangkannya dalam Kongres Kajian
Oriental di Leiden pada 1931. Untuk mengenang jasa-
jasanya, pemerintah Turki mengabadikannya menjadi perangko Peta Piri Reis itu D. MUSLIM SEBAGAI PENEMU AMERIKA : Sumber-sumber
dan Perspektif Barat : Pertama, dalam bukunya Saga America (New York,
1980), Dr. Barry Fell, arkeolog dan ahli bahasa
berkebangsaan Selandia Baru jebolan Harvard
University menunjukan bukti-bukti detail bahwa
berabad-abad sebelum Colombus, telah bermukim
kaum Muslimin dari Afrika Utara dan Barat di beua Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian
Pima dan Algonquain memiliki beberapa kosakata yang
berasal dari bahasa Arab. Di negara bahagian Inyo dan California, Dr. Barry
menemukan beberapa kaligrafi Islam yang ditulis
dalam bahasa Arab salah satunya bertuliskan ”Yesus
bin Maria” yang artinya ”Isa anak Maria”. Kaligrafi
ini dapat dipastikan datang dari ajaran Islam yang
hanya mengakui nabi Isa sebagai anak manusia dan bukan anak Tuhan. Dr. Barry menyatakan bahwa usia
kaligrafi ini beberapa abad lebih tua dari usia Negara
Amerika Serikat. Bahkan lebih lanjut, Dr. Barry
menemukan reruntuhan, sisa-sisa peralatan, tulisan,
digram, dan beberapa ilustrasi pada bebatuan untuk
keperluan pendidikan di Sekolah Islam. Tulisan, diagram dan ilustrasi ini merupakan mata p[elajaran
matematika, sejarah, geografi, astronomi dan navigasi
laut. Semuanya ditulis dalam tulisan Arab Kufi dari
Afrika Utara. Penemuan sisa-sisa sekolah Islam ini ditemukan
dibeberapa lokasi seperti di Valley of Fire, Allan Springs,
Logomarsino, Keyhole, Canyon Washoe, Hickison
Summit Pas (Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres
Valley (New Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana).
Sekolah-sekolah Islam ini diperkirakan berfungsi pada tahun 700-800 M. Keterangan yang sama juga ditulis olh
Donald Cyr dalam bukunya yang berjudul Exploring Rock
Art (Satna barbara, 1989). Kedua, dalam bukunya Africa and the Discovery of
America (1920), pakar sejarah dari Harvard University,
Loe Weiner, menulis bahwa Colombus sendiri
sebenarnya juga mengetahui kehadiran orang-orang
Islam yang tersebar di Karibia, Amerika Utara, Tengah
dan Selatan, termasuk Canada. Tapi tak seperti Colombus yang ingin menguasai dan memperbudak
penduduk asli Amerika, umat Islam datang untuk
berdagang, berasimilasi dan melakukan perkawinan
dengan orang-orang India suku Iroquis dan Algonquin.
Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara
gibara dan Pantai Kuba, 21 Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri diatas bukit dengan indahnya. Saat ini,
reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di Kuba,
Mexico, Texas dan Nevada. Ketiga, John Boyd Thacher dalam, bukunya Christopher
Colombus yang terbit di New York, 1950, menunjukkan
bahwa Colombus telah menulis bahwa pada hari Senin,
21 Oktober 1492, ketika sedang berlayar di dekat
Cibara, bahagian tenggara pantai Cuba, ia menyaksikan
mesjid di atas puncak bukit yang indah. Sementara itu , dalam rangkaian penelitian antropologis, para
antropolog dan arkeolog memang menemukan
reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta
ayat-ayat al-Qur’an di Cuba, Mexico, Texas dan
Nevada. Keempat, Clyde Ahmad Winters dalam bukunya Islam in
Early North and South America, yang diterbitkan
penerbit Al-Ittihad, Juli 1977, halaman 60 menyebutkan,
para antropo0log yang melakukan penelitian telah
menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah
Mississipi dan Arizona. Psasasti itu menerangkan bahwa imigran Muslim pertama tersebut juga
membawa gajah dari Afrika. Sedangkan Ivan Van Sertima, yang dikenal karena
karyanya They Came Before Colombus, menemukan
kemiripan arsitrektur bangunan penduduk asli Amerika
dengan kaum Muslim Afrika. Sedang dalam bukunya
yang lain African Presence in Early America, juga
menegaskan tentang telah adanya pemukiman Muslim Africa sebelum kehadiran Colombus di Amerika. Kelima, ahli sejarah Jerman, Alexander Von Wuthenan
juga memberikan bukti bahwa orang-orang Islam
sudah berada di Amerika tahun 300-900 M. Artinya,
umat Islam sudah ada di Amertika, paling tidak
setengah abad sebelum Colombus lahir. Bukti berupa
ukiran kayu berbentuk kepala manusia yang mirip dengan orang Arab diperkirakan dipahat tahun 300 dan
900 M. Beberapa ukiran kayu lainnya diambil
gambarnya dan diteliti, ternyata memiliki kemiripan
dengan orang Mesir. Keenam, salah satu buku karya Gavin Menzies, seorang
bekas pelaut yang menerbitkan hasil penelusurannya,
menemukan peta empat pulau di Karibia yang dibuat
pada tahun 1424 dan ditandatangani oleh Zuanne
Pissigano, kartografer dari Venezia, yang sudah
diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Peta ini berarti dibuat 68 tahun sebelum Colombus mendarat di
Amerika. Dua pulau pada peta ini kemudian
diidentifikasi sebagai Puertorico dan Guadalupe. Henry Ford dalam bukunya The Complete International
Jew, terdapat cuplikan yang menjelaskan bagaimana
kondisi riil Umat Islam pada akhir kekuasaan Islam di
Spanyol, yang mengalami penyiksaan yang sangat luar
biasa, dan bagaimana dari penyiksaan tersebut
akhirnya ada yang melarikan diri bersama rombongan Colombus ke Amerika. Dalam buku tersebut dapat
disarikan sebagai berikut : Perjalanan Colombus dimulai 3 Agustus 1492, sehari
setelah jatuhnya Granada, benteng terakhir umat Islam
di Spanyol. Dalam pertarungan hidup-mati itu, 300 ribu
orang Yahudi diusir dari Spanyol oleh raja Ferdinand
yang Kristen. Selanjutnya, dalam buku tersebut
dikisahkan bagaimana perjuangan penggalanagan dana oleh kaum Yaahudi untuk mendukung perjalanan
Colombus dan pada hakekatnya juga pelayaran bagi
pelarian Yahudi Spanyol ke Amerika. Tapi ada bahagian
informasi yang sengaja tidak dipublikasikan, yakni
bahwa Colombus membawa dua kapal, yakni kapal
Pinta dan Nina. Kedua kapal ini dibantu oleh nakhoda Muslim bersaudara. Martin Alonso Pinzon menakhodai
kapal Pinta, dan Vicente Yanex Pinzon menakhodai
kapal Nina. Keduanya menggunakan Spanyol namun
keduanya sebenarnya masih keluarga Sultan Maroko
Abu Zayan Muhammad III (1362-1366) yang menguasai
kekhalifahan Marinid (1196-1465). Informasi tersebut juga ditemukan dalam buku karya John Boyd Thacher,
Christopher Colombus, New York, 1950. MUSLIM SEBAGAI PENEMU AMERIKA : HASIL PENGAMATAN
LAPANGAN DAN PERSPEKTIF SUKU-SUKU INDIAN
AMERIKA (CHEROKEE) Hari ini, kalau kita membuka peta Amerika paling
mutakhir buatan Rand McNally dan mencermati nama-
nama tempat. Hampir di semua bagian benua ini akan
ditemukan jejak-jejak umat Islam jauh sebelum
Colombus. Di tengah kota Los Angeles misalnya,
terdapat kawasan Alhambra, teluk El-Morro dan al- Amitos serta nama-nama kawasan seperti Andalusia,
Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Al-Cazar, Alameda,
Alomar, al-Mansor, Almar, Alva, Amber, Azuredan La
Habra. Di bahagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illionis
terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla,
Lebanon dan Tullahoma. Di negara bagian Washington
ada kota Salem. Di Karibia (berasal dari bahasa Arab
Qariiban) dan Amerika Tengah terdapat kawasan
bernama Jamaika, Pulau Cuba (dari kata Quba) dengan ibukotanya Havana (dari La-Habana). Juga nama-nama
pulau Grenada, Barbados, Bahama dan Nassau. Di Amerika Selatan terdapat nama kota seperti Cordova
(di Argentinma), Al-Cantara (di Brazil), Bahia (di Brazil
dan Argentina). Selanjutnya , ada nama-nama
pegunungan seperti Appalachian (Afala-che) di pantai
timur dan pegunungan Absarooka (Abshaaruka) di
pantai barat. Kota besar di negara bagian Ohio yang terletak di muara sungai Wabash yang panjang dan
meliuk-liuk bernama Toledo, nama Universitas Islam
ternama pada masa kejayaan Islam di Andalusia. Menurut Dr. Youssef Mroueh, hari ini di Amerika Utara
terdapat 565 nama tempat, baik nergara bagian, kota,
sungai, gunung, danau dan desa yang diambil dari
nama Islamatau nama dengan akar kata dari bahasa
Arab. Selebihnya, sebanyak 484 nama terdapat di
Amerika Serikat dan 81 di Kanada. Nama-nama ini diberikan oleh penduduk asli yang telah ada sebelum
Colombus menginjakkan kaninya di Amerika. Dr. A. Zahoor juga menulis bahwa nama negara bagaian
seperti Alabama berasal dari kata Allah Bamya. Nama
negara bagian Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah
dan Tenesse dari Tanasuh. Demikian njuga nama kota
besar seperti Tallahassee di Florida, berasal dari bahasa
Arab yang artinya ”Allah akan menganugerahkan sesuatu dikemudian hari”. Dr. Mroueh juga menulis, beberapa nama yang
dicatatnya merupakan nama kota suci seperti Mecca di
Indiana. Medina merupakan nama paling populer di
Amerika. Medina terdapat di Idaho, Medina di New York,
Medina dan Hazen di North Dakota. Medina di Ohio,
Medina di Tenesse. Medina di Texas dengan penduduk 26 ribu jiwa. Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di
Illionis, Moda di Utah dan Arva di Ontario Canada. Ketika Colombus mendarat di kepulauan Bahama, 12
Oktober 1492, pulau itu sudah diberi nama Guanahani
oleh penduduknya. Guanahani berasal dari kata Arab
ikhwana (saudara), kemudian dibawa ke bahasa
Mandika (kerajaan Islam di barat Afrika) yang berarti
”tempat keluarga Hani bersaudara”. Tapi kemudian Colombus secara ”seenaknya” memberinya nama
San Salvador, dan merampas pulau ini dari pemilik
awalnya. Hari ini, seandainya kita mengunjungi Washington, dan
sempat mengunjungi Perpustakaan Kongres (Library of
Congress), dan meminta arsip perjanjian pemerintah
Amerika Serikat dengan Suku Indian Cherokee, salah
satu suku terkemuka Indian, tahun 1787. Di arsip
tersebut secara fakta akan ditemukan tandatangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama Abdel Khak
and Muhammad Ibn Abdullah. Nama suku Cherokee
sendiri diperkirakan berasal dari bahasa Arab Sharkee Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee
untuk melangsungkan keberadaannya dalam bidang
perdagangan dan pemerintahan suku yang ternyata
didasarkan pada hukum Islam. Lebih lanjut, akan
ditemukan kebiasaan berpakaian wanita suku
Cherokee yang menutrup aurat, sedangkan kaum lelakinya memakai turban (sorban) dan gamis hingga
sebatas lutut. Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau
lukisan suku Cherokee yang diambil gambarnya
sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee
sebelum akhirnya secara perlahan punah atau
dipunahkan dari daratan Amerika adalah seorang
Muslim bernama Ramadhan Ibn Wati. Mengenai aksara Cherokee yang kemudian diteliti,
digali dan dihidupkan kembali oleh seorang tokoh
Cherokee modern bernama Sequoyah, adalah
terdapatnya kemiripan antara aksara Cherokee yang
disebut Syllabari dengan aksara Arab . Bahkan
beberapa pahatan peninggalan lama Cherokee di Nevada, ternyata mempunyai kemiripan dengan aksara
Arab. Yang lebih mengherankan adalah, ternyata keterkaitan
Islam/Arab tidak hanya dengan Suku Cherokke, tapi
juga dengan suku-suku Indian lainnya, seperti Anasazi,
Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah,
Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu
dan Zuni. Beberapa kepala suku Indian juga mengenakkan tutup kepala khas corang Islam.
Misalnya kepala suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas,
Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee,
Sioux, Winnebago dan Yuchi. Hal ini dibuktikan pada
foto-foto antara tahun 1835 hingga 1870.
ref: nahimunkar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar