Label

Sabtu, 17 Maret 2012

Peran Syiah Iran di dalam perang Yaman

Assalamu alaikum,,

Peranan Iran Dalam Konflik di Yaman Jumat, 16/03/2012 14:53 WIB Beberapa bulan terakhir, Iran tampaknya
memperluas pengaruh politiknya di Yaman.
Iran bukan hanya bermain di Suriah, tetapi
sekarang memperluas jangkauan
pengaruhnya terhadap Yaman. Menurut sebuah sumber intelijen di Timur
Tengah, Iran terus meningkatkan
kemampuan pengaruhnya, di berbagai
wilayah Timur Tengah termasuk di Yaman.
Iran menurut sumber intelijen di Timur
Tengah, mengapalkan dalam jumlah besar senjata kepada pemberontak Houthi di
Yaman. Penyelundupan senjata ke Yaman
dilaksanakan oleh unit khusus yaitu Pasukan
Unit Khusus al-Qud, yang merupakan Unit
Operasi Khusus dari Corp Garda Republik
Iran. Melalui Unit Khusus al-Qud itu, Iran
mengirimkan senjata AK-47, roket, rudal anti tank, dan sejumlah senjata lainnya,
yang akan digunakan para pemberontak
Houthi di Yaman. Pengiriman senjata itu, menurut sebuah
sumber intelijen di Timur Tengah, berkat
adaya kerjasama dengan sejumlah mantan
pasukan elite Amerika Serikat dengan Unit
al-Qud. Pihak berwenang Yaman
mendapatkan bukti-bukti senjata-senjata yang disita di pantai Yaman, dekat dengan
pelabuhan Aden. Awal tahun ini, Iran mengirim ke Yaman
bahan-bahan yang digunakan membuat alat
peledak, yang dikenal memiliki daya
eksplosif yang sangat tinggi atau EFP, ujar
seorang pejabat tinggi dibidang keamanan
Yaman. Bahan-bahan peledak dikirim dalam kargo melalui Turki dan Mesir berlabuh di
Aden. Kargo yang dikirimkan kepada pengusaha
Yaman, yang berafiliasi dengan
pemberontak Houthi, berhasil dicegat oleh
fihak keamanan pemerintah, kata seorang
pejabat Yaman. Seorang pejabat intelijen
Barat, mengatakan Iran memasok berbagai jenis bom sangat mematikan, yang
digunakan menghancurkan terhadap
kelompok perlawanan di Irak, yang
umumnya Sunni. "Iran benar-benar memainkan peran besar
di Yaman sekarang ini," kata pejabat Yaman
di Sana. Iran ingin terus menciptakan kekacauan
politik di Yaman, dan mendorong
pemberontak Houthi, terus melakukan
perang terbuka terhadap pemerintah
Yaman. Iran bukan hanya mengirimkan
senjata dalam jumlah besar kepada pemberontak Syiah Houthi di Yaman, tetapi
Iran mengirim Unit Khusus al-Qud, yang
melatih pasukan pemberontak Houthi di
Yaman. Iran telah berhasil menghancurkan
kelompok Sunni di Suriah dengan
menggunakan tangan Bashar al-Assad, dan
pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad,
dan mendpatkan dukungan dari Hesbullah,
pasukan al-Mahdi, dan Garda Republik, serta mendapatkan dukungan dari Unit Khusus al-
Qud. Langkah Iran ini mencerminkan sebuah
kampanye yang sangat luas, terutama di
kawasan Timur Tengah, dan ingin terus
meningkatkan pengaruh hegemoninya
dikawasan itu. Langkah ini mencerminkan kampanye yang
lebih luas, termasuk adanya usaha
melakukan pembunuhan duta besar Saudi
untuk Amerika Serikat pada Oktober, yang
gagal. Usaha pembunuhan itu dilakukan oleh
Unit Khusus al-Qud, yang melakukan operasi di luar negeri, dan bertujuan melakukan
eleminasi terhadap target dan sasaran yang
sudah ditentukan oleh pemerintah Iran. "Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh
menjaga Assad berkuasa," ujar seorang
pejabat intelijen di Timur Tengah. Iran
mengirimkan ratusan pelatih dari Unit
Khusus al-Quds, dan agen intelijen Iran ke
Suriah. Iran membantu aparat keamanan Suriah dengan alat penyadap elektronik
yang digunakan menyadap jaringan
informasi oposisi. Pada awal Januari, menurut pejabat intelijen
di Timur Tengah, mengatakan, Komandan
Unit Khusus al-Quds, Qassim Suleimani,
mengunjungi Damaskus, Suriah, dan
memberikan cara-cara dan langkah-langkah
yang harus diambil oleh Bashar al-Assad menghancurkan kekuatan pemberontak.
"Apa yang kami lihat adalah upaya Iran jauh
lebih agresif untuk terlibat dalam sejumlah
bidang dan kegiatan militer," kata penasihat
kontraterorisme Presiden Obama, John O.
Brennan. Para pengamat intelijen di Timur Tengah,
mengatakan, bahwa Iran akan terus
memainkan kartu "Syiah" di setiap negara,
dan akan menciptakan instabilitas politik,
seperti yang sekarang terjadi Yaman, Saudi,
Bahrain, Qatar, Kuwait, Mesir, dan sejumlah negara lainnya di Afrika. Iran tidak
menginginkan adanya stabilitas di negara-
negara Sunni, sampai benar-benar kekuatan
Syiah menjadi mapan, seperti Hesbullah di
Lebanon, yang sekarang sudah menguasai
negara itu. Yaman pasca Ali Abdullah Saleh, yang sudah
hengkang dari Yaman, dan sekarang berada
di Amerika Serikat, harus menghadapi
ancaman dari Syiah Houthi yang terus
mendorong terjadinya instabilitas di negeri
itu, yang baru saja rakyatnya usai menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Wallahu'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar