Label

Minggu, 25 Maret 2012

Liberalisme telah memperlebar gerakan Misionaris

Assalamu alaikum,,,

Meski Mayoritas Penduduknya Muslim, Gereja di
Indonesia Lebih Banyak Dari Pada Masjid .

Tidak bisa dipungkiri lagi oleh siapapun bahwa
mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama islam.
Tapi yang sangat memprihatinkan yakni jumlah Gereja
yang berdiri di Indonesia lebih banyak dari pada jumlah
Masjid yang ada dinegeri ini. Sungguh ironi. Hal ini disampaikan dalam Seminar dan Diskusi
“Gender, Ingkarus Sunnah & Salafiyyah” di Aula
Masjid Istiqlal Sumber, Krajan, Solo Kamis siang (22/3)
oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi dan beberapa peneliti
serta para alumni Pendidikan Kaderisasi Ulama (PKU)
dan Institut Study Islam Darussalam (ISID) Gontor berdasarkan penelitian yang dilakukan INSISTS. “Gereja yang berdiri di Indonesia itu lebih banyak dari
pada masjid yang berdiri di Indonesia. Padahal
mayoritas rakyatnya Muslim, sungguh ironi kan?,”
Tanya beliau kepada peserta yang hadir. Beliau membeberkan hal ini didahapan seratusan
peserta seminar yang memadati Aula Masjid Istiqlal.
Menurut beliau hal ini dikarenakan Liberalisasi disegala
aspek kehidupan mulai dari Budaya, Pendidikan,
kemasyarakatan, dan puncaknya yaitu sistem
Pemerintahan yang ada sekarang ini. Sejak gerakan Liberalisasi mulai digerakkan secara
massal pada tahun 2001 setelah kasus runtuhnya
gedung WTC di Amerika, para aktivis Liberal mulai
mendapat angin dan dana segar dari tuannya dinegara-
negara Eropa dan Amerika untuk menyebarkan faham
dan pemikiran mereka. “Liberalisasi itu dimulai pada tahun 2001, meskipun
sebelumnya hal itu sudah ada. Liberalisasi itu sendiri
konsep untuk menggantikan Sekulerisme/Sekulerisasi.
Kenapa lahir tahun 2001?? Hal ini karena setelah
peristiwa 11 September 2001 atau runtuhnya gedung
WTC mereka punya rencana untuk mendukung gagasan mereka agar diterima masyarakat,” tegas Dr. Fahmy. Jadi tak heran bila Kristenisasi begitu leluasa menyebar
dan meneror di negeri ini yang mayoritas penduduknya
muslim. Hal ini karena Pemerintah sendiri tidak bisa dan
tidak mau menindak tegas para pengacau sistem
pemerintahan yang ada sehingga segala kebijakannya
selalu mengekor kepada negara asing khususnya Amerika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar