Label

Minggu, 25 Maret 2012

Syiah Imamiah menghianat di Libanon

Assalamu alaikum,,,

Pengkhianatan Syiah Imamiah Di
Lebanon (4): Kerjasama Syiah
dengan Yahudi adalah Fakta dan
Bukan Ilusi Al-Ustadz Abdullah Muhammad Al-Gharib berkata,
"Kerja sama Syiah dengan musuh zionis di selatan
Lebanon adalah fakta yang nyata dan bukanlah
legenda yang dikarang oleh musuh-musuh Syiah.
Semua surat kabar dan kantor berita nasional
maupun internasional telah berbicara tentang sama ini dan telah dirasakan oleh kaum muslimin dan kaum
Nasrani di selatan, sebagaimana tangan yang
merasakan sesuatu. Dan kedua belah pihak, Syiah dan
Yahudi juga telah mengakuinya." Kantor berita Reuter mengatakan dalam
penjelasannya di An-Nabathiyah pada tanggal
1/7/1982, "Kekuatan militer zionis yang telah
menduduki Palestina, mengizinkan organisasi Amal
untuk melindungi milisi-milisi tertentu yang ikut
dengannya dan membawa semua persenjataan miliknya. Salah seorang pemimpin milisi organisasi
Amal yang bernama Hasan Musthafa menjelaskan,
bahwa senjata-senjata ini akan dipergunakan untuk
membela diri kami dari orang-orang Palestina. Setelah
Israel mengumumkan keinginannya untuk menarik
mundur pasukannya dari Lebanon, organisasi Amal meningkatkan pengejarannya terhadap kekuatan
bersenjata Palestina di Beirut barat dan selatan serta
di selatan Lebanon. Tuntutan Israel terhadap
Organisasi Pembebasan Palestina sama dengan
tuntutan Gerakan Amal. Apakah masalah-masalah
seperti ini akan terselesaikan secara otomatis di antara kedua belah pihak?" Surat kabar Yerusalem Post dalam salah satu
terbitannya tanggal 23/5/1985, memberikan
jawaban atas pertanyaan itu, "Tidak semestinya
mengabaikan bersatunya kepentingan amal dan
Israel, yang dibangun atas dasar keinginan bersama
untuk menjaga wilayah selatan Lebanon dan menjadikannya wilayah yang aman, bebas dari
berbagai macam serangan terhadap Israel. Sampai
sekarang Israel masih ragu-ragu untuk menyerahkan
tugas menjaga keamanan dan undang-undang di
perbatasan antara Palestina dan Lebanon kepada
Gerakan Amal. Waktunya sudah tiba bagi Israel untuk mempercayakan tugas ini kepada Gerakan Amal."
Kepala Intelejen Militer Yahudi Eihud Barak juga
memberikan jawaban atas pertanyaan itu, dia
berkata, "Saya sangat percaya bahwa Gerakan Amal
akan menjadi satu-satunya front yang menguasai
wilayah selatan Lebanon, dan ia akan melarang para tokoh organisasi dan Front Nasional Lebanon untuk
menetap di wilayah selatan dan bekerja menentang
keinginan-keinginan Israel." Menteri Luar Negeri Swedia, Beir Obeirt juga
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yang
dinyatakannya di Jenewa pada tanggal 24/6/1985.
Dia membawakan surat dari Pemimpin Gerakan Amal,
Nabih Bari kepada pimpinan Israel... tetapi dia
menolak memberikan penjelasan tentang rincian surat tersebut. Dalam pernyataan yang ditulis oleh majalah mingguan
Al-Arabi tertanggal 24/10/1983, tentang pertemuan
yang diadakan oleh majalah tersebut dengan Haidar
Dayekh, salah seorang pimpinan Amal di wilayah
selatan, dikatakan di sana, "Kami sampai di kamp
Haidar Dayekh... anggota-anggotanya mengenakan pakaian militer dan membawa senjata, sebagian dari
mereka belum berusia dua puluh tahun dan sebagian
yang lain memanjangkan jenggotnya. Pada saat itu
kami tahu bahwa mereka adalah anggota pasukan
Syiah, dan Israel-lah yang telah melatih mereka.
Ketika dari jarak beberapa meter dari kamp, kami menyaksikan sebuah villa yang dijadikan markas
orang-orang Israel. Salah satu dari orang-orang Israel
itu dari waktu ke waktu mengangkat kekernya ke
matanya dan menatap muka-muka kami... Kami mendekati Haidar Dayekh di tengah-tengah
kamp. Bendera Lebanon dikibarkan dan sebagian
mobil diberi tulisan "Tentara Karbala." Kami bertanya
pada Haidar tentang sebab pemberian nama tersebut,
dia berkata, "Peperangan Karbala' mempunyai
makna yang banyak dalam pandangan saya, itu adalah tragedi Imam Al-Husain yang telah memerangi
kezhaliman, dan kami memerangi kezhaliman.
Menurut saya, Lebanon seluruhnya sekarang ini
mengalami nasib yang sama dengan Karbala', karena
sikap Lebanon seperti sikap Al-Husain di Karbala'.
Musuh-musuh Imam sangat banyak dan para sahabatnya meninggalkannya, begitu juga dengan
Lebanon, karena itulah kami mengikuti Imam Al-
Husain dan berjalan di atas jalannya. Kami bertanya tentang salah seorang prajurit Dayekh,
kenapa dia membawa senjata? Dia menjawab, "Sebab
hanya membawa senjata dapat melawan berbagai
macam bahaya yang mengancam kelompok Syiah,
dan kemungkinan adanya disintegrasi yang
dihadapinya di masa yang akan datang." Kami menanyakan kepada Haidar Dayekh, "Apakah
benar penamaan kalian sebagai pasukan Syiah
disebabkan oleh karena anggota-anggota kalian dari
kelompok Syiah?" Dia berkata, "Kami berada di
wilayah Syiah dan semua anggota saya (anak-anak
selatan Lebanon) adalah dari kelompok Syiah, tetapi ini tidak berarti bahwa kami adalah sektarian, bahkan
tidak ada sama sekali dimensi atau pemikiran
sektarian. Wahai saudaraku, apabila kami adalah
orang¬orang Syiah, apa yang harus kami lakukan?
Apakah kami harus mengubah identitas kami?
Apakah kami harus mengubah kelompok kami untuk memuaskan hati semua orang? Kami tidak mungkin
meninggalkan identitas ini dan Anda tidak mungkin
mengingkari bahwa kami adalah orang-¬orang
Islam." Kemudian Dayekh meneruskan pembicaraannya,
"Semua orang mengetahui dan pemerintah pun juga,
bahwa kami membawa senjata sejak permualaan
terjadinya berbagai peristiwa. Kami terlibat dalam
peperangan melawan terorisme Palestina dan
menghentikan aksi kekerasan yang terjadi di wilayah selatan." Kemudian dia memuji Israel dengan mengatakan,
"Kami sudah membawa senjata sebelum Israel
masuk ke wilayah selatan, walaupun demikian
mereka membuka kedua tangannya pada kami dan
senang bisa membantu kami, mereka membasmi
terorisme Palestina dari wilayah selatan dan lainnya. Kami tidak akan dapat membalas kebaikan mereka
dan kami tidak akan meminta apa pun dari mereka
agar kami tidak mengacaukan mereka." Pembaca... Saya berharap, setelah memaparkan semua bukti-
bukti pengkhianatan kaum Syiah dan kerja sama
mereka dengan musuh zionis, setiap muslim
hendaknya menjadi sadar dan dapat melihat setiap
permasalahan yang ada yang berkaitan dengan
langkah dan gerak mereka di berbagai negara muslim, secara lebih hati-hati. Masalahnya bukan
hanya sekadar pembelaan negara yang semangatnya
berkobar dan padam sesuai dengan fluktuasi politik
yang ada. Dalam kaitannya dengan pengkhiantan-pengkhiantan
mereka, sebenarnya masih terdapat beberapa hal
yang masih misteri, namun mudah-mudahan itu
semuanya suatu saat akan terbongkar, mungkin oleh
kita dan mungkin oleh generasigenerasi sesudah kita. Petikan: Pengkhianatan-pengkhianatan Syiah dan
Pengaruhnya Terhadap Kekalahan Umat Islam, oleh
Dr Imad Abdus Sami’ Husain, terbitan al-Kautsar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar